Misteri Beringin Kembar
Usai ”puas” nangkring, nongkrong, atau angkring di sebelah utara Stasiun Tugu, nikmati sensasi Kopi Jos, kami keliling, menyusuri jalan-jalan kota Yogyakarta, termasuk kawasan Malioboro, yang lengang malam itu (6/10) –tepatnya dihinari (7/10).
Malam kian larut. Jam sudah menunjukkan pukul 01.30 dinihari. Namun, saat melewati kawasan alun-alun kidul Kraton Yogyakarta, saya jadi ”lupa waktu”. Wajib turun dan menyambangi dua buah pohon beringin, kokoh berdampingan, di tengah alun-alun, dikenal dengan sebutan ”beringin kembar”. Konon, umur kedua pohon itu sudah ratusan tahun!
Sudah lama saya mendengar mitosnya. Konon, siapa yang bisa melewati wilayah tengah di antara dua beringin itu dengan mata tertutup, segala harapan bisa terkabul.
Mungkin, mitos itu muncul karena umumnya, orang-orang hampir selalu gagal memasuki wilayah di antara kedua pohon beringin itu. Aneh! Banyak orang malah berjalan melenceng ke arah kanan, kiri, bahkan balik laki ke tempat semula! Gagal melewatinya. Bahkan, sering juga malah terluka! Lho?
”Sering ada yg nabrak tu pohon ampe berdarah hidungnya,” kata kawan saya, Anis Fuadi (Jakarta) di status FB saya. ”Kl ana sih pernah beberapa kali coba, tp berkali2 itu pula gak pernah sukses melewati ruang di antara kedua beringin. Adanya…ana nyasar sampe jauh banget, alias melenceng, dari yurisdiksi kedua pohon. Kalau nggak out ke sblh kanan, ya ke sebelah kiri. He he”.
Bukan karena percaya atau tak percaya, penasaran aja, saya pun mencobanya. Tidak ada kain, kertas tiket pesawat pun jadi! ”Jangan curang kang, jangan ngintip ya…” kata Bung Dipo. ”Siap, saya merem, tapi ente di samping ana, kawal ya…” pintaku, ngeri kesandung atau nabrak apa-apa.
Saya konsentrasi. ”Lurus! Lurus!” kataku mengomando diri sambil melihat target. Go! ”Terus kang… terus… dikit lagi!” kata Dipo yang lama kelamaan nadanya ”mencurigakan”. Benar saja, saya gagal! Saya malah berjalan berbelok ke arah kanan pohon beringin yang di sebelah kiri saya.
Kami tertawa. Aneh! Kok bisa? Padahal rasa-rasanya saya berjalan lurus saja tuh.
Orang lain yang juga mencoba melewatinya, gagal! Ada yang melenceng ke kiri seperti saya, ada juga yang ke kanan. Mereka pun tertawa. Kami juga tergelak. Seru juga! Sambil tetap merasa heran. Aneh. Ajaib!
Saya mencoba lagi. Yang kedua ini… berhasil! ”Yang kedua mah ’mistisnya’ udah hilang kali ya…!” kata saya, bercanda.
MITOS
Rupanya, inilah “sumber misteri” beringin kembar itu. Konon, pada masa Sultan Hamengkubuwono I, ada cerita. Putri Sultan dipinang seorang pria, namun sang putri tidak berkenan. Sang putri mengajukan syarat: sang pria harus bisa berjalan dengan mata tertutup, dari arah Pendopo, melewati kedua pohon beringin itu!
Sang putri sendiri berhasil. Namun, si pemuda gagal. Sultan pun memberikan sabdanya: hanya pemuda yang hatinya benar-benar bersih dan tulus yang bisa memenuhi syarat sang putri.
Konon, anak Prabu Siliwangi berhasil melewatinya. Kekerabatan erat pun terjadi antara Kerajaan Mataram dan Kerajaan Siliwangi. Mereka menikah. Begitulah ”cerita” yang saya dengar. Wallahu a’lam….
Bagaimana, Anda juga ingin mencoba? Sok atuh…! Sekadar hiburan dan membuktikan ”kekuatan aneh” yang membelokkan arah jalan…! Wasalam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar